::-webkit-scrollbar {height:12px;width: 12px;background: #00A000;} ::-webkit-scrollbar-thumb {background-color: #A52A2A;-moz-border-radius: 10px;border-radius: 10px;}

TWITER

Rabu, 26 Maret 2014

INSTALASI DEBIAN GNU_LINUK

Daftar Isi BAB I. Pendahuluan
1
Debian Installation Guide
1
A. Alat dan Bahan
1
B. Tombol yang digunakan pada saat proses installasi Debian GNU/Linux
2
C. Persiapan Installasi
2
D. Pra-Instalasi Debian GNU/Linux
4
E. Installasi Debian GNU/Linux
6 BAB II. Pembagian Partisi
16
A. Perbedaan Partisi Primer dan Logical
16
B.Lokasi Partisi
17
C. Jenis Format File System di Linux
18
D. Pembuatan Partisi
21
E. Pembuatan Partisi pada Hard Disk baru
23
E.1. Pembuatan Partisi “/boot”
25
E.2. Pembuatan Partisi “swap”
29
E.3. Pembuatan Partisi “/” (root)
33
E.4. Pembuatan Partisi “/home”
37
F. Pembuat Partisi pada Hard Disk yang sebelumnya sudah memiliki partisi (Dual Boot OS)
41
F.1. Pembuatan Partisi “/boot”
45
F.2. Pembuatan Partisi “swap”
49
F.3. Pembuatan Partisi “/” (root)
52
F.4. Pembuatan Partisi “/home”
54 BAB III. Lanjutan Instalasi Setelah Pembuatan Partisi
56
A. Lanjutan Proses Instalasi
56
B. Troubleshoot Installation
65
B.1. Boot Loader
65
B.2. Reset Password user “root”
66
C. Perbedaan User biasa dengan User root (Super User)
69
D. Login User root (super user) dari User biasa
70

BAB I Pendahuluan
Debian GNU/Linux Installation Guide Instalasi GNU/Linux Debian terdiri atas beberapa mode Instalasi yaitu Mode Text dan Mode GUI (Graphics User Interface). Perbandingan mode instalasi antara Mode Text dan Mode GUI yaikni terdapat pada kecepatan dan kemudahannya. Pada mode text instalasi lebih cepat, namun Perangkat input device yang dapat digunakan hanyalah keyboard, sedangkan pada mode GUI Perangkat Input device yang dapat digunakan keyboard dan mouse. Tingkat kesulitan dari Mode instalasi text yaitu terlihat pada proses dan langkah-langkah instalasinya, namun dengan demikin Mode Instalasi text lebih cepat dibandingkan Instalasi GUI. Hal yang membuat Mode Instalasi GUI kurang cepat dibandingkan Mode Text yaitu Model Instalasi GUI memerlukan memori yang cukup besar untuk melakukan instalasi secara normal, sedangkan Mode Instalasi Text tidak memerlukan Memory yang cukup besar. Instalasi Debian GNU/Linux berbasis GUI pertama kali tersedia pada versi Debian 4 dengan codename “Etch”. Mode GUI ini, memang sangat memudahkan dalam proses Instalasi Debian, karena kemudahan dalam proses instalasinya. Pada Module ini akan dipaparkan tentang cara Instalasi Debian GNU/Linux dengan Mode text. Mengapa penulis menggunakan mode text pada Module ini ? Sebab penggunaan Mode Text lebih cepat dan tidak memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses.
A. Alat dan Bahan
Alat
Bahan
1. PC Proccess Minimum P.III 2. Memory RAM Minimum 512 MB 3. DVD-ROM/RW Driver 4. Minimum Ruang Hard Disk 8 GB
1. CD/DVD Installer Debian 2. Koneksi Internet (Jika Ada)
2 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
B. Tombol yang digunakan saat proses Instalasi Debian GNU/Linux Saat proses instalasi ada beberapa tombol navigasi yang digunakan yaitu tombol navigasi “Up”, “Down”, “Left”, “Right”, :”Space”, “Tab” “Backspace” dan “Enter”.
Gambar 1.1. Navigation Button Kedelapan tombol diatar merupakan tombol yang digunakan saat proses instalasi, dan harus diperhatikan bahwa tombol ini merupakan tombol yang mutlak digunakan pada saat proses instalasi Debian GNU/Linux.
C. Persiapan Instalasi Sebelum melakukan instalasi Debian GNU/Linux, ada baiknya Anda memahami terlebih dahulu tentang cara mengatur BIOS PC/Laptop, berikut langkah-langkahnya:
1. Tombol yang digunakan untuk masuk pada konfigurasi/settingan BIOS yaitu tombol “F2”, “F12”, “Esc”, “Delete”, dll, tergantung merek dan type PC/Laptop yang Anda gunakan.
2. Hal yang diatur pada BIOS PC/Laptop yaitu Sistem Boot, dimana dalam hal ini kita menggunakan CD/DVD-ROM/RW sebagai media instalasi Sistem Operasi, dan diatur agar pada saat PC/Laptop direstart atau diaktifkan kembali, yang media penyimpanan yang dibaca pertama yaitu media CD/DVD-ROM/RW., kemudian bagaimana jika media penyimpanan yang digunakan untuk proses instalasi yaitu berupa Hard disk atau Flash Disk? Nah..., pada pengaturan BIOS, anda tinggal memilih media penyimpanan yang akan dijadikan sebagai sumber Instalasi, misalkan Flash Disk atau Hard Disk. Metode yang digunakan jika CD/DVD-ROM/RW yang digunakan sebagai media Instalasi hampir sama dengan jika kita menggunakan Media penyimpanan seperti Hard Disk dan Flash Disk.
TKJClub3 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From
Gambar 1.2. BIOS Kondisi diatas merupakan kondisi dimana ketika CD/DVD-ROM/RW yang menjadi media Instalasi., kemudian mungkin timbul pertanyaan, bagaimana jika media seperti Flash Disk atau Hard Disk sebagai media Instalasi ?., Jawabannya cukup singkat yakni jika Media Flash Disk atau Hard disk sebagai media Instalasi, maka Anda tinggal memilih pada menu boot media Flash Disk atau Hard Disk yang terbaca pada BIOS, contohnya seperti berikut:
Gambar 1.2. BIOS Nah.., gambar diatas cukup untuk meluruskan berbagai pertanyaan Anda tentang bagaimana jika media Flash Disk atau Hard Disk sebagai media Instalasi.
3. Setelah Anda mengatur BIOS PC/Laptop, lalu masukkan CD/DVD installer Debian GNU/Linux. Kemudian “Restart” PC/Laptop Anda.
4 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
D. Pra-Instalasi Debian GNU/Linux Seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa, Instalasi Debain GNU/Linux terdiri atas dua mode yaitu Mode Text dan Mode GUI, berikut tampilan menu Boot dari DVD Instalaller Debian GNU/Linux:
Gambar 1.3. Menu Boot Installer Debian GNU/Linux Nah.., Pada menu Boot di atas, terdapat beberapa pilihan yaitu “Install”, “Graphical Install”, “Advanced Options”, dan “Help”. Berikut ilustrasi Gambar dari penjelasan Menu Boot Installer Debian GNU/Linux :
Gambar 1.4. Menu Boot Installer Debian GNU/Linux
5 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
 Install, merupakan pilihan menu yang mendefinisikan sebuah Metode Instalasi Mode Text,
 Graphical Install, merupakan pilihan menu yang mendefinisikan sebuah Metode instalasi Mode GUI,
 Adcanced Options, merupakan pilihan menu yang mendifisikan sebuah beberapa pilihan Metode Instalasi bagi GUI maupun Text,
 Help, merupakan menu yang mendefinisikan sebuah deskripsi atau penjelasan tentang menu boot, serta tombol yang digunakan pada menu Boot Installer Debian GNU/Linux.
Tampilan dari Metode installasi berbasis GUI dan Text yaitu seperti yang di telah dijelaskan pada beberapa paragraf sebelumnya. Mode Instalasi Text hanya menggunakan Perangkat Input “Keyboard”, sedangkan pada Mode instalasi GUI, dapat menggunakan Perangkat input “Keyboard” dan “Mouse”., selain dari perbedaan tersebut, adapun perbedaan yang dari segi tambilan. Berikut contoh Metode Instalasi dengan Mode Text:
Gambar 1.5. Installation Text Mode Kemudian untuk Mode GUI yaitu hampir sama dengan Mode Text, namun perbedaannya disini adalah tampilannya serta sumber daya yang dibutuhkan, berikut tampila Instalasi Mode GUI:
6 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.6. Installation GUI Mode Sampai disini, mungkin Anda sudah bisa membedakan antara Mode Instalasi Text dan GUI.
E. Instalasi Debian GNU/Linux Pada sub materi sebelumnya, telah dijelaskan tentang bagaimana Menu Boot pada Installer Debian GNU/Linux. Kemudian pada sub materi ini, kita akan menjelaskan tentang langkah-langkah Instalasi Debian GNU/Linux, berikut Langkah-langkahnya:
Gambar 1.7. Menu Boot Intaller Debian GNU/Linux
 Setelah memilih menu Install, pada menu Boot Installer Debian GNU/Linux, lalu akan tampil Menu “Select a Language”, sebagai berikut:
7 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.8. Menu “Select a Language”
 Pada Menu “Select a Language”, kemudian pilih “English”, lalu “Enter”. Setelah itu akan tampil menu “Select Your Location”:
Gambar 1.8. Menu “Select your location”
 Setelah memilih “Other”, lalu akan tampil menu “Continent or Region” seperti berikut:
8 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.9. Menu “Continent or Region”
 Ikuti instruksi gambar diatas, kemudian, setelah itu akan tampil Menu “Country, Territory or area” seperti berikut:
Gambar 1.10. Menu “Country, Territory or Area”
 Pada menu seperti gambar diatas, lalu pilih “Indonesia”, kemudian tekan “Enter”, lalu akan tampil menu “Country to base default locale settings on”, seperti berikut:
9 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.11. Menu “Country to base default locale setting”
 Pada menu diatas, pastikan pilihannya pada “United States”, lalu “Enter”., kemudian akan tampil menu “keymap to use” seperti berikut:
Gambar 1.12. Menu “Keymap”
 Pada menu seperti gambar diatas, pastikan Anda memilih “American English”, lalu Tekan “Enter”.
10 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.13. Detecting Hardware from CD-ROM device
 Proses diatas merupakan proses mendeteksi hardware yang didukung oleh Debian GNU/Linux, sesuai dengan hardware yang terhubung dengan PC/Laptop.
Gambar 1.14. Scanning CD-ROMNewHardDisk1
 Proses diatas merupakan proses membaca beberapa direktori paket aplikasi yang hendak digunakan untuk proses instalasi sistem dasar.
Gambar 1.15. Load additional components
 Merupakan Proses membuka atau membaca komponen-komponen tambahan dalam proses Instalasi Debian GNU/Linux.
Gambar 1.16. Configuring the network with DHCP
 Proses diatas merupakan proses dimana DHCP Client mencari DHCP Server sekaligus mengkonfigurasi Sistem Debian Linux agar dapat secara langsung terkoneksi dengan DHCP Server.
11 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.17. Configure the Network
 Pada saat tampil menu seperti diatas, lalu pilih “Go Back” lalu Enter, kemudian akan tampil menu berikut:
Gambar 1.18. Configure The Network
 Pada menu yang ditunjukkan pada gambar 1.18 diatas, merupakan sebuah pilihan konfigurasi IP Address.
◦ Retry Network autoconfiguration, merupakan metode konfigurasi IP Address secara otomatis (DHCP).
◦ Retry Network autoconfiguration with a DHCP Hostname, merupakan metode configurasi IP Address dengan menggunakan DHCP Sebagai nama host/nama komputer Anda.
◦ Configure network manualy, merupakan metode konfigurasi IP Address secara manual, atau dalam artian Anda memasukkan mulai dari IP Address, Netmask, Gateway, DNS Server, dsb, secara manual.
◦ Do not configure the network at this time, merupakan metode/pilihan untuk tidak mengkonfigurasi IP Address pada proses instalasi Debian.
Nah.., Pada menu diatas, pilih “Do not configure the network at this time”, lalu Enter. Kemudian akan tampil menu untuk memasukkan hostname/nama komputer Anda, seperti berikut:
12 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.19. Configure The Network
 Pada menu diatas masukkan hostname/nama komputer anda, sesuai dengan keinginan Anda, contohnya “yusitlove”, atau nama instansi dan sebagainya., setelah itu tekan “Enter”.
Gambar 1.20. Set Up users and Password
 Menu diatas mengharuskan Anda untuk memasukkan password Root, lalu Enter. Root dalam hal ini merupakan sebuah user yang digunakan untuk mengkonfigurasi ataupun mengatur segalanya pada Sistem Linux.
Gambar 1.21. Verification Root Password
 Menu diatas mengharuskan Anda untuk memverifikasi password root yang telah dimasukkan pada menu seperti gambar 1.20. Setelah memasukkan verifikasi password root, lalu Enter
13 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.21. Create a User
 Masukkan Nama lengkap Anda, kemudian Enter
Gambar 1.22. Create a user
 Pada menu diatas, masukkan username lalu Enter. Username yang dibuat merupakan user yang digunakan untuk login pada Sistem Linux selain User Root (Super User), User ini tergolong pada user tingkat rendah, yang hanya dapat bekerja pada direktori “/home”, dan tidak memiliki wewenang selain dari direktori “/home”. Kemudian user ini juga tidak dapat digunakan untuk konfigurasi Sistem maupun mengatur sistem secara lanjutan.
Gambar 1.23. Choose a password for the new user
 Pada menu diatas, masukkan password untuk user biasa, lalu Enter. Password user biasa dapat disamakan dengan password user root., untuk pengamana sistem disarankan untuk memberikan password untuk user biasa berbeda dengan password user root.
14 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.24. Verification User Password
 Masukkan kembali password user sesuai dengan password yang dimasukkan pada menu sebelumnya.
Gambar 1.25. Setting Up the clock
 Proses diatas merupakan proses dimana sebuah Server Waktu (Network Time Server) dicari untuk menyesuaikan waktu meliputi Tanggal dan Jam.,
Gambar 1.26. Configure the clock
 Pada menu diatas, tentukan zona waktu yang sesuai dengan daerah Anda. Pada menu diatas terdiri atas 4 (empat) zona waktu yaitu:
◦ Jakarta & Pontianak, mendefinisikan Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB).
◦ Makassar, Mendefinisikan Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA)
◦ Jayapura, Mendefinisikan Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT)
Berhubung karena penulis tinggal di makassar, maka pada menu “Configure The Clock” seperti gambar diatas, maka Penulis memilih “Makassar”
Gambar 1.27. Detecting disk and All other Hardware
 Proses diatas merupakan proses dimana hardware yang terhubung dengan CPU dideteksi oleh Debian.,
Gambar 1.28. Loading Additional Components for Partition Manager
 Proses diatas merupakan proses membuka/membaca beberapa paket aplikasi yang akan digunakan untuk proses pembagian partisi atau pembuatan partisi pada hard disk.
Gambar 1.29. Starting up the partitioner
 Merupakan proses persiapan partition manager, untuk memulai proses pembuatan partisi.
16 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
BAB II Pembagian Partisi
A. Perbedaan Partisi Primer dan Logical
Gambar 1.30. Partition Type Dalam pembuatan Partisi pada Hard disk terdapat dua type yang dapat digunakan dengan batasan-batasan tertentu. Type Partisi tersebut yaitu Primer dan Logical.
 Type Partisi Primer, merupakan partisi yang dibaca pertama kali pada saat komputer diaktifkan/dinyalakan. Partisi Primer biasanya digunakan untuk “Partisi File System, Partisi untuk Boot loader, dan Virtual Memori (Swap Partition). Sampai saat ini Partisi Primer yang dapat dibuat pada Hard disk yaitu hanya 4 Partisi Primer. Disarankan pada Type Partisi Primer agar dibuat hanya pada file system, agar Anda dapat membuat partisi lainnya., dan ketika anda telah membuat 4 partisi primer maka Anda tidak dapat membuat partisi type apapun.
 Type Partisi Logical merupakan partisi yang dibaca setelah partisi primer. Dalam Hard disk, Anda dapat membuat 99 buah partisi logical. Dengan pembatasan pembuatan partisi primer, sebagai alternatif Anda dapat menggunakan Logical Partition.
17 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
B. Lokasi Partisi
Gambar 1.31. Partition Location Pada Sistem Partisi Unix/Linux terdapat penentuan lokasi partisi yakni Beginning Partition dan Ending Partition. Beginning Partition merupakan partisi yang terletak pada ujung Platter Hard Disk, sedangkan Ending Partition terletak mendekati posisi Spendle Hard Disk. Berikut ilustrasi dari Lokasi Partisi pada Hard Disk.
Gambar 1.32. Lokasi Partisi pada Platter Hard Disk
18 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
C. Jenis-Jenis Format File System di Linux
Gambar 1.33. Format File System Pada Sistem Operasi GNU/Linux terdapat beberapa jenis partisi yang mungkin masih asing atau baru terdengar oleh Anda, yaitu Format file system “ext (ext2, ext3, & ext4)”, “ReiserFS”, “btrfs”, “JFX”, “XFS”, dll. Beberapa format file system tersebut merupakan format File system yang digunakan pada Sistem Linux. Mungkin terletak perbedaan antar beberapa format file system tersebut yakni:
 ext2 merupakan Type Partisi yang memiliki alokasi file per block yaitu 1024 bytes, jadi jika Anda memiliki file sebesar 1125 bytes, maka file akan dialokasikan ke 2 block pada hard disk, jadi 1 block berisi 1024 bytes, dan block berikutnya berisi 101 bytes, kehilangan ruang hard disk dalam hal ini yaitu sebesar 923 bytes. Format file system ketika 1 block telah terisi maka block tersebut tidak dapat diisi kembali, dan jika terdapat file lain untuk disimpan, maka akan dialokasikan ke block berikutnya.
 Ext3 adalah format file system yang merupakan pengembangan dari Format file system “ext2”. Fitur yang ditambah pada format file system Ext3 yaitu fitur “Journalled File System” di mana format file system ini di desain agar dapat membantu Anda untuk melindungi data yang ada pada partisi “ext3”. Alokasi per blocknya tetap sama dengan Ext2, namun titik perbedaannya yaitu pada fitur Jurnalled File System.
 Ext4 merupakan pengembangan dari Format File System yang dikembangkan untuk membuat sebuah perbaikan atau perubahan dari format file system “Ext3”. Kemudia apakah yang membuat Format File
19 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
System “Ext4” lebih baik dibandingkan “Ext3”?., Perubahan yang terjadi pada format file system “Ext4” yaitu kemampuan pembacaan file berukuran besar lebih baik dan lebih cepat., serta didukung oleh pengurangan waktu pengecekan hard disk yang pada Format File System “Ext3” melakukan Pengecekan setiap 2030 kali proses Mount Driver. Nah.., Proses Mount ini terdiri dari proses saat boot System Operasi Linux yang menggunakan Format File System “Ext4”, serta proses Mount external, Seperti Hard disk, flash disk, atau media penyimpanan lainnya yang menggunakan Format File System “Ext4”.
 Btrfs (B-Tree File System) merupakan File System dengan menerapkan mekanisme Copy-On-Write., Mekanisme “Copy-On-Wirte” merupakan mekanisme yang
 ReiserFS adalah format file system yang pertama kali menerapkan metode Journalled File System. Jika kita berbicara tentang Journalled File System maka mencakup beberapa format file system yang menerapkan Journalled File System, kemudian selain dari fungsi untuk mengamankan data pada format file system tersebut, serta dapat melakukan pengecekan kerusakan pada saat proses booting system operasi dengan cepat. Adapun kelebihan dari Journalled File System ReiserFS yaitu:
◦ Pemanfaatan Ruang Hard disk lebih efisien serta menghemat ruang hard disk 6% hingga 7%.
◦ Pengelompokan file-file yang berukuran kecil dalam satu tempat, dalam artian file-file yang beradap ada Journalled File System ReiserFS dikelompokkan sesuai dengan kapasitas file tersebut.
◦ Mengurangi memborosan ruang hard disk akibat alokasi file per block pada Hard disk
◦ Kinerja lebih baik jika menangani direktori yang banyak.
Selain dari kelebihan tersebut, Format File System ReiserFS memiliki Alokasi file per block sangat hemat dan fleksibel. Ketika kita menyimpan sebesar 100 bytes maka akan dilokasikan ke hard disk hanya 1 block atau 1 cluster
 XFS merupakan format file system yang digunakan pada Sistem Unix Irix. Pada saat proses penerapan Format file system XFS di Linux, Tim Pembuatan File System XFS mendesain dan menulis ulang File System XFS, agar dapat berjalan di Linux. Dengan demikian Format File System
20 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
XFS dapat dikatakan lebih stabil dan kehebatan yang dimiliki tidak perlu diragukan sebab Format file system XFS merupakan format file system yang diterapkan pada versi UNIX Komersil yaitu Unix IRIX. Format File System XFS mulai di dukungPengertian BTRFS dari versi Kernel Linux 2.4.x. Adapaun fitur yang dimiliki yaitu:
◦ Memberikan I/O (Throghput) yang lebih cepat pada file berukuran besar
◦ Sistem Recovery File yang cepat
◦ Dukungan Jurnalled File System
◦ Mendukung Access Control List
◦ Dukungan terhadap Sistem 64 Bit. Ukuran Partisi mencapai 9 ExaBytes atau setaran dengan 9 JutaTera Bytes) serta dapat berjalan pada Setiap arsitektur yang didukung oleh Sistem Linux
 IBM Juournalled File System (JFS) merupakan format file system yang pertama kali menerapkan Sistem Journalled pada Sistem Operasi IBM AIX,. Kemudian diterapkan pada Sistem Linux. Berikut fitur yang dimiliki oleh JFS :
◦ Penggunaan Sumber daya CPU lebih sedikit dibandingkan dengan File System Linux Lainnya.
◦ Format Partisi lebih cepat
◦ Memiliki kinerja yang sangat baik, terutama pada hal yang berkaitan dengan Deadline I/O Scheduler. Scheduler merupakan Penjadwalan penggunaan Sumber Daya, dimana penjadwalan ini akan menentukan proses mana yang harus dilakukan oleh CPU, serta menentukan proses mana yang selanjutnya dijalankan oleh CPU.
21 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
D. Pembuatan Partisi
Gambar 1.34. Partition Method
 Gambar diatas menunjukkan beberapa metode partisi yang dapat digunakan yaitu:
◦ Guide – use entire disk, merupakan mekanisme pembuatan partisi secara otomatis yang menghapus semua partisi yang ada pada hard disk dan membuat partisi baru sesuai ketentuan system;
◦ Guide – use entire disk and set up LVM, merupakan mekanisme pembuatan partisi secara otomatis dengan menghapus semua partisi yang ada pada hard disk dan membuat partisi dalam bentuk LVM (Logical Volume Manager). LVM (Logical Volume Manager) merupakan mekanisme mengelompokan partisi logical pada 1 (satu) wadah atau 1 (satu) grup;
◦ Guide – use entire disk an set up encrypted LVM, merupakan mekanisme pembuatan partisi secara otomatis dengan menghapus semua partisi yang ada pada hard dsik, kemudian membuat partisi baru dalam bentuk LVM yang terenkripsi. Enkripsi partisi dalam hal ini merupakan metode yang digunakan agar data atau partisi tidak dapat dibuka secara langsung kecuali Anda membuat Password Enkripsi pada saat proses mounting Partition;
◦ Manual, merupakan mekanisme pembuatan partisi yang secara manual oleh Pengguna atau dalam artian dibuat sesuai keinginan Anda.
 Seperti gambar 1.34 diatas, pada bagian tersebut Anda pilih “Manual”. Kemudian akan tampil menu seperti berikut:
22 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.35. New Partition Tabel
 Pada gambar diatas menunjukkan bahwa Hard disk yang digunakan untuk menginstalasi Debian GNU/Linux adalah hard disk baru yang belum dilakukan pembuatan partisi sebelumnya. Nah.., ketika Anda dihadapkan pada sebuah hard disk yang telah dipartisi atau terdapat partisi yang berisi data penting, jelas kita membutuhkan sebuah ruangan yang tidak terpartisi atau “Free Space” (Ruang Kosong). Berikut contoh Hard disk yang memiliki partisi:
Gambar 1.36. Already Create Partition
 Nah..., pada tabel partisi diatas terlihat terdapat 4 (empat) partisi yang telah dibuat, dan terdapat pula “Free Space”., “Free Space” inilah yang akan dibuatkan partisi untuk Debian GNU/Linux. Ada beberapa problem pada saat kita akan membuat partisi untuk Linux, yaitu Partisi Primary dan Logical yang telah terbuat sebelumnya. Jika sudah terdapat 3 (tiga) partisi primary maka Anda tidak lagi bisa membuat partisi primary, sebab jika terdapat 4 (empat) primary partition, maka Anda tidak dapat membuat partisi dalam bentuk apapun.
23 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
E. Pembuatan Partisi pada Hard disk baru Pada bagian ini kita akan membuat partisi pada Hard disk baru, dalam hal ini Hard disk VirtualBox yang memang seakan-akan dia adalah hard disk baru, berikut tampilan menunya:
Gambar 1.37. New Partition Tabel
 Pada tampilan menu tabel partisi diatas, pilih nama Hard disknya, contohnya VBOX HARDDISK. Pilih nama hard disk tersebut, lalu Enter.
Gambar 1.38. Create new empty partition table
 Pada menu seperti diatas memberikan Anda sebuah pertanyaan yaitu “Apakah anda ingin membuat sebuah table partisi pada hard dsik?”..,, Nah... Pada bagian ini Anda pilih “Yes”, jika Anda memilih “No”, maka tidak akan dibuatkan Empty partition pada Hard disk Anda atau akan kembali ke Partition table seperti gambar 1.37 diatas.
24 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.39. Empty Partition Table
 Pada gambar diatas terlihat sudah ada “Empty Partition Table” atau ruang kosong yang mendefinisikan bahwa hard disk siap digunakan atau dibuatkan partisi.
 Pada bagian seperti gambar diatas, pilihlah “pri/log 8.6 GB Free Space”, kemudian Enter.
Gambar 1.40. Create and use a new partition
 Pada menu seperti gambar diatas pilihlah “Create a new partition”, lalu Enter.
 Partisi yang akan dibuat dengan spesifikasi berikut:
No.
Mout Point atau Titik Kait
Format FS
Ukuran
Type
1
/boot
XFS
512 MB
Primary
2
Swap partition
1 GB
Logical
3
/ = “root”
XFS
5 GB
Logical
4
/home
XFS
Sisa ruang kosong
Logical
Tabel 1.1. Spesifikasi Partisi yang akan dibuat
25 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
E.1. Pembuatan Partisi “/boot” Partisi “/boot” merupakan partisi yang dibutuhkan pada saat proses Booting Sistem Operasi. Pembuatan partisi “/boot” berguna apabila terjadi kerusakan pada Sistem Boot Linux, maka perbaikan hanya dilakukan pada satu partisi saja yakni partisi “/boot”. Pada dasarnya partisi “/boot” merupakan sebuah direktori yang berada pada direktori “/” (root), yang kemudian dibuatkan partisi agar terpisah dari partisi “/” (root) dalam bentuk partisi.
Gambar 1.41. New Partition Size
 Pada menu seperti diatas, tentukanlah ukuran sesuai dengan ketentuan tabel 1.1. Pertama kita buat partisi “/boot” dengan ukuran “512 MB”, kemudian Anda ketik “512 MB” pada kolom yang ditunjukkan pada gambar 1.41. diatas. Setelah menentukan ukuran partisi untuk partisi “/boot”, lalu tekan Enter.
Gambar 1.42. Pemilihan Tipe Partisi
 Pada menu seperti diatas, pilih “Primary”. Alasan penulis memilih “Primary” sebab pada tabel partisi sudah ditentukan bahwah Partisi “/boot” yang akan dibuat, serta karena partisi “/boot” merupakan partisi yang akan dicari pertama kali ketika komputer diaktifkan.
26 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.43. Location for new partition
 Pilih “Beginning”, kemudian Enter
Gambar 1.44. Partition Settings
 Pada bagian diatas ada beberapa item penting yang harus Anda pahami, yakni:
◦ User as, merupakan item yang berisi pilihan untuk format file system.
◦ Mount Point, merupakan item yang berisi pilihan untuk mount point terhadap direktori yang akan dibuat.
◦ Bootable flag, merupakan item yang dipilih untuk mengaktifkan penanda agar dapat booting., dalam hal ini dikhususkan pada Partisi yang berisi kode-kode penting saat proses booting system operasi.
 Nah.., pada bagian ini kita akan membuat partisi dengan format file system “XFS”, kemudian Anda pilih “User as”, lalu Enter, maka akan tampil menu sepeti berikut:
27 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.45. Format File System
 Pada gambar 1.45 diatas, pilihlah “XFS Journaling File System”, kemudian Enter.
Gambar 1.46. Partition Settings
 Pada saat kembali ke “Partition Settings”, pilih “Mount Point” Lalu Enter. Kemudian akan tampil menu seperti berikut:
Gambar 1.47. Mount Point Menu
28 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
 Pada menu seperti gambar diatas, pilih “/boot – static file of the boot loader”, lalu Enter.
Gambar 1.48. Partition Settings
 Pada menu settings seperti gambar 1.48 diatas, pilih “Bootable flag” lalu Enter. Berikut perubahan dari menu “partition settings”:
Gambar 1.49. Partition Settings
 Pada gambar diatas terlihat bahwa pada item “Bootable flag: On”, artinya partisi yang dibuat aktif untuk proses booting., dan partisi yang harus dilakukan pengubahan dari “Bootable flag: Off” menjadi “Bootable flag: On” yaitu partisi “/boot”.
29 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.50. Partition Settings
 Nah.., karena pengaturan untuk partisi “/boot” telah selesai, maka pilih “Done setting up the partition”, lalu Enter. Setelah itu akan tampil tabel partisi, dan partisi “/boot” Selesai di buat.
E.2. Pembuatan Partisi “swap” Partisi “swap” merupakan partisi yang secara khusus tidak diharuskan, namuan secara umum diharuskan, mengapa demikian? Sebab pada PC/Laptop yang memiliki kapasitas Memori RAM lebih besar, misalkan 4 GB atau lebih, maka tidak diperlukan partisi “swap”, sebab jika dibuatkan partisi “Swap”, tidak akan berguna, karena Memori RAM PC/Laptop dapat menangani semua kebutuhan software yang memerlukan kapasitas Memori RAM yang cukup tinggi. Nah.., kemudian mengapa partisi “swap” itu diharuskan? Partisi “swap” diharuskan jika PC/Laptop memiliki Memory kurang dari 3 GB, karena terkadang dengan kapasitas Memory RAM 3 GB masih menggunakan sebagian partisi “swap” untuk menangani kebutuhan software, yang tidak dapat ditangani secara keseluruhan oleh Memori RAM. Partisi “swap” adalah sebuah partisi virtual memori yang memiliki fungsi yang sama dengan memori RAM fisik, dengan mengubah kapasitas hard disk menjadi memori RAM.
30 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.51. Partition Table
 Pada menu “Partition Settings” seperti diatas, pilih “Free Space” lalu Enter., kemudian akan tampil menu seperti berikut:
Gambar 1.52. User Free Space for new partition
 Pilih “Create a new partition”, lalu Enter
Gambar 1.53. New Partition Size
 Pada menu diatas, tentukan ukuran partisi untuk partisi “swap”, nah.., seperti ketentuan pada table 1.1, bahwa Partisi “Swap” berukuran “1 GB”, maka Anda tulis “1 GB”, setelah menentukan ukuran partisi untuk “swap”, lalu Enter.
31 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.54. Partition Type
 Pada menu seperti diatas, pilih “logical”, lalu Enter
Gambar 1.55. Partition Location
 Pada menu “Location for the new partition”, pilih “Beginning”, kemudian Enter
Gambar 1.56. Partition Settings
 Pada bagian ini, kita hanya mengatur pada format file system atau “User as”, sebab untuk membuat partisi “swap”, yang diatur hanyalah pada bagian “use as”., ketika muncul menu seperti gambar 1.56 diatas, pilih “use as” lalu Enter
32 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.57. Format File System
 Ketika muncul menu seperti diatas, pilih “Swap area”, lalu Enter
Gambar 1.58. Menu Partition Settings
 Pada menu diatas, terlihat bahwa: “Use as” berapa pada “swap area”, Nah.., pada bagian ini tidak terlihat item “Mount Point”, mengapa demikian? Partisi Swap merupakan partisi yang sifatnya sama dengan memori RAM, kemudian partisi swap juga tidak memiliki kaitan dengan Direktori Linux, namun dia bertekait pada manajemen Memori Sistem Linux.
 Kemudian, Pilih “Done Setting up the partition” lalu Enter, maka partisi “swap” selesai dibuat,
33 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
E.3. Pembuatan Partisi “/” (root) Partisi “/” (root) merupakan partisi yang berisi file-file System Linux. Pada Sistem Linux terdapat dua bentuk root yaitu user root dan direktori root. User root merupakan user yang dapat melakukan segala hal pada sistem Linux atau dalam artian akses tanpa batas., kemudian direktori root merupakan direktori System yang berisi semua direktori sub sistem seperti direktori “/boot”, “/home”, “/var”, “/opt”, dll. Nah., mungkin timbul pertanyaan, mengapa direktori “/” (root) berisi direktori “/boot”? Nah.., Pembuatan partisi terhadap beberapa direktori sub sistem, tidak akan membuat perbedaan pada susunan direktori sub sistem, namun secara fisik direktori sub sistem yang dibuatkan partisi jelas memiliki ruang yang berbeda.
Gambar 1.59. Partition Table
 Pada Table Partisi seperti diatas, pilih “Free Space”, lalu Enter
Gambar 1.60. Use Free Space
 Pilih “Create a new partition”, lalu Enter
34 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.61. New Partition Size
 Pada menu seperti diatas, tentukan ukuran partisi unutk partisi “/” (root), pada table 1.1, memberikan ketentuan bahwa partisi “/” (root) berukuran “5 GB”, kemudian pada kolom yang ditunjukkan pada gambar 1.61 diatas, ketik “5 GB” lalu Enter
Gambar 1.67. Type for the new partition
 Pada menu seperti diatas, pilih “Logical”, lalu Enter
Gambar 1.68. Location for the new partition
 Pada menu seperti diatas pilih “Beginning” lalu Enter
35 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.68. Partition Settings
 Kemudian, pada menu Partition Settings seperti diatas, hal pertama yang diatur yaitu dibagian “use as”, untuk menetukan format file systemnya., dan sesuai ketentuan pada table 1.1 bahwa semua partisi menggunakan format file system “XFS”, Nah.., disitu Anda pilih “use as” lalu Enter, kemudian akan tampil menu seperti berikut:
Gambar 1.69. Format File System
 Pada menu pemilihan format file system, pilih “XFS Journaling File System” lalu Enter. Dan ketika kembali ke Menu “Partition Settings”, pastikan pada Item “Mount Point” sudah terkait dengan direktori “/” (root), seperti gambar berikut:
36 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.70. Partition Settings
 Pada menu partition Settings pastikan pada bagian Mount Point sudah terkaitkan dengan “/” (root) seperti gambar diatas, kemudian setelah itu, pilih “Done Setting up the partition” lalu Enter.
Gambar 1.71. Partition Table
 Pada gambar seperti diatas menunjukkan bahwa partisi “/” (root) telah selesai dibuat, kemudian kita akan membahas tentang cara membuat partisi “/home”, berikut penjelasannya.
37 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
E.4. Pembuatan Partisi “/home” Partisi “/home” merupakan partisi yang memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan data-data, baik berupa file wordprocessor, maupun file-file penting lainnya. Analogi dari partisi “/home” ini, hampir sama dengan partisi “Drive D”, “Drive E”, dan seterusnya pada Sistem Operasi Microsoft Windows. Pembuatan partisi “/home” ini hampir sama dengan cara pembuatan partisi “/boot” dan “/” (root) yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan partisi yaitu “Format file system” dan “Mount Point” terhadap direktori yang dibawah naungan Direktori “/” (root).
Gambar 1.72. Partition Table
 Pada table partisi seperti gambar diatas, pilih “Free Space”, lalu Enter
Gambar 1.73. User free Space for New Partition
 Pada menu seperti diatas, pilih “Create a new partition”, lalu Enter
38 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.74. Create Partition Size
 Okey.., pada bagian ini kita akan membuat partisi “/home” yang merupakan partisi terakhir yang kita buat. Terlihat pada gambar 1.74 diatas, nominal pada kolom Partition Size yaitu “2.1 GB”, yang dimaksud pada table 1.1, bahwa partisi “/home” berukuran sisa ruang kosong dari hard disk, yaitu seperti gambar 1.74 (2.1 GB). Karena pada bagian ini penulis menggunakan “VirtulBox” dengan kapasitas Hard disk 8 GB, maka dari semua partisi yang telah dibuat, yang tersisa hanyalah “2.1 GB”., dan disini Anda tidak perlu menentukan ukuran partisinya, cukup dengan menekan Enter dan dilanjutkan pada menu berikutnya
Gambar 1.75. Type for the new partition
 Pada menu seperti gambar 1.75 diatas, pilih “logical”, lalu Enter
39 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.76. Partition Settings
 Sebelum penulis menjelaskan tentang Partition Settings diatas, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan tentang kejanggalan yang terjadi saat proses pembuatan partisi “/home” yaitu:
◦ Menu Location For the new partition?
◦ Mount Point yang ditentukan oleh Sistem yaitu pada direktori “/usr”?
Pertanyaan Pertama, mengapa menu “Location for the new partition” tidak ditampilkan oleh system yaitu Partisi yang akan dibuat saat ini merupakan partisi akhir yang tidak memerlukan penentuan lokasi partisi pada fisik hard disk, Pertanyaan Kedua, Mengapa Mount Point sudah terarahkan ke direktori “/usr”? Sebab Sistem secara random mengacak titik kait atau mount point pada menu Partition Settings, jadi untuk mengubah sesuai dengan ketentuan atau aturan yang kita buat, maka harus dilakun perubahan secara manual., kemudian jika pada Menu Partition Settings, item Mount Point sudah terkaitkan dengan direktori yang sesuai dengan ketentuan atau aturan kita, maka tidak perlu dilakukan perubahan cukup dengan memilih “Done Setting up the partition” lalu Enter.
 Pada Menu Partition Settings seperti gambar diatas, Hal yang pertama yang diatur yaitu format file system dengan cara memilih item “Use as” lalu Enter, kemudian akan tampil menu pemilihan format file system seperti gambar berikut:
40 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.77. Menu Pemilihan Format File System
 Pada menu “Choose Format File System” pilih “XFS Journaling File System” lalu Enter
Gambar 1.78. Partition Settings
 Pada saat kembali ke menu Partition Settings pilih Mount Point, kemudian lakukan pengubahan titik kait atau mount point ke “/home” seperti gambar berikut:
Gambar 1.79. Partition Setting Finished
41 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
 Seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.79 seperti diatas, bahwa ketika semua pangaturan partisi telah rampung, maka pilih “Done Setting up the partition” lalu Enter. Kemudian akan tampil kembali menu Partition Table seperti berikut:
Gambar 1.80. Partition Table
 Pada menu Partition Table seperti gambar 1.80 diatas, semua partisi yang dibutuhkan untuk PC Server telah selesai dibuat, kemudian untuk melanjutkan proses installasi pilih “Finish partitioning and write changes to disk”, lalu Enter
F. Pembuat Partisi pada Hard Disk yang sebelumnya sudah memiliki partisi (Dual Boot OS) Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana pembuatan partisi untuk System Linux pada Hard disk yang sebelumnya telah terinstall Sistem Operasi seperti Microsoft Windows. Terkadang tata cara pembuatan partisi pada Hard disk yang memang belum pernah dilakukan instalasi sistem operasi (Hard disk baru) berbeda dengan tata cara pembuatan partisi pada Hard disk yang sebelumnya telah terinstall Sistem Operasi. Permasalah Pertama Jika pada hard disk yang sebelumnya telah dibuatkan partisi masing-masing partisinya bertipe “Primary” dan “Logical”, maka sebaiknya partisi linux yang akan dibuat, semuanya bertipe “Logical”. Alasan mengapa penulis menyatakan hal demikian yaitu berikut penjelasan detainya:
42 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
No.
No Urut Partisi
Mount Point atau Titik Kait
Format FS
Ukuran
Type
1
1
-
NTFS
4 GB
Primary
2
5
-
NTFS
4 GB
Logical
3
Free Space (Unpartition)
Table 1.2. Partition Table Before Create Linux Partition Pada tabel diatas terlihat bahwa Nomor urut partisi tidak tersusun secara berurut namun dari 1 kemudian lompat ke nomor 5, apakah alasan mengapa uratannya seperti demikian? No. Urut partisi dari 1 – 4 merupakan nomor urut untuk partisi bertipe “Primary”, sedangkan Nomor Urut 5 s/d seterusnya merupakan nomor urut untuk partisi bertype “Logical”. Ketika sebuah hard disk yang sebelumnya tidak pernah dibuatkan partisi, kemudian pada saat partisi pertama yang dibuat bertipe “Primary” maka nomor urut partisi tersebut yaitu No. Urut 1, kemudian jika partisi berikutnya bertipe “Logical”, maka secara otomatis Nomor Urut partisi tersebut yaitu No. Urut 5. Jika urutan partisi seperti table 1.2. diatas, maka pembuatan partisi linux harus bertipe “Logical” sebab jika Anda membuat partisi berikutnya yang bertipe “Primary”, maka anda hanya dapat membuat partisi Primary dan tidak bisa membuat partisi “logical”. Ilustrasinya kurang lebih seperti berikut:
No.
No Urut Partisi
Mount Point atau Titik Kait
Format FS
Ukuran
Type
1
1
-
NTFS
4 GB
Primary
2
5
-
NTFS
4 GB
Logical
3
6
/boot
XFS
512 MB
Logical
4
7
Swap
1 GB
Logical
5
8
“/” (root)
XFS
6 GB
Logical
6
9
/home
XFS
3 GB
Logical
Table 1.3. Partition Table After Create Linux Partition Bentuk partisi yang ditunjukkan pada table 1.3 diatsa menunjukkan bahwa pada saat hard disk telah memiliki Partisi sebelumnya (dalam hal ini Partisi Microsoft Windows) dengan urutan seperti diatas, maka langkah yang harus ditempuh untuk membuat partisi linux yaitu dengan membuat partisi yang bertipe “Logical”.
43 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Permasalahan Kedua Lain halnya jika pada saat pembuatan partisi Pertama yaitu bertipe “Primay” dan partisi Kedua bertipe “Primary” maka akan diurut sesuai Abjad Numberic seperti berikut:
No.
No Urut Partisi
Mount Point atau Titik Kait
Format FS
Ukuran
Type
1
1
-
NTFS
4 GB
Primary
2
2
-
NTFS
4 GB
Primary
3
Free Space (Unpartition)
Gambar 1.4. Partition Table Before Create Linux Partition Dengan urutan partisi seperti table diatas, maka peluang untuk membuat partisi bertipe “Primary” tinggal 1, selebihnya semua partisi yang akan dibuat harus bertipe “Logical”. Bentuknya kurang lebih seperti berikut:
No.
No Urut Partisi11
Mount Point atau Titik Kait
Format FS
Ukuran
Type
1
221
-
NTFS
4 GB
Primary
2
2
-
NTFS
4 GB
Primary
3
3
/boot
XFS
512 MB
Primary
4
5.
Swap Parition
1 GB
Logical
5.
6.22
“/” (root)
XFS
6 GB
Logical
6.
7.
/home
XFS
3 GB
Logical
Gambar 1.5. Partition Table After Create Partition for Linux System Perhatikan table 1.5 diatas, urutan partisi serta type partisi yang terbentuk. Hal seperti itu dapat dilakukan ketika pada hard disk, telah memiliki 3 partisi bertype “Primary”. Mau tidak mau harus menggunakan partisi bertipe “Logical” untuk Linux. Jika pada proses pembuatan partisi telah terbuat 4 (empat) partisi bertype “Primary”, maka Anda tidak dapat membuat partisi bertipe “Logical”, ilustrasinya kurang lebih seperti berikut:
No.
No Urut Partisi
Mount Point atau Titik Kait
Format FS
Ukuran
Type
1
1
-
NTFS
4 GB
Primary
2
2
-
NTFS
4 GB
Primary
3
3
/boot
XFS
512 MB
Primary
4
5
Swap Parition
1 GB
Primary
5.
-
Unusable (terbuang)
9 GB
-
Table 1.6. Ilustrasi 4 partisi bertipe Primary
44 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Tabel 1.6 diatas menunjukkan jika telah membuat 4 partisi bertype “Primary” maka ruang hard disk yang tersisi tidak dapat lagi digunakan untuk membuat partisi baru baik bertype “Logical” maupun “Primary”. Permasalahan Ketiga Permasalahan yang mungkin dihadapi pada saat proses instalasi Debian GNU/Linux yaitu ketika terdapat 3 (tiga) partisi bertype “Primary”, bagaimanakah metode pembuatan partisinya? Secara default pada instalasi Sistem Operasi Microsoft Windows 7, untuk partisi System terdiri atas 2 (dua) partisi yaitu partisi untuk Boot Loader Ms. Windows 7 dan partisi untuk System dan Utilitas Ms.Windows 7, dan kedua partisi tersebut biasanya bertype “Primary” bentuk table partisinya kurang lebih seperti berikut:
No.
No Urut Partisi
Mount Point atau Titik Kait
Format FS
Ukuran
Type
1
1
-
NTFS
100 MB
Primary
2
2
-
NTFS
16 GB
Primary
3
3
-
NTFS
6 GB
Primary
4
Free Space (Ruang Kosong)
10 GB
-
Table 1.7. Ilustrasi Partisi Ms.Windows Nah., Ketika tabel partisi berbentuk seperti tabel 1.7 diatas, maka yang dapat Anda lalukan yaitu membuat partisi Linux bertype “Logical”, mutlak semua harus “Logical” . Kurang lebih ilustrasinya seperti tabel berikut:
No.
No Urut Partisi
Mount Point atau Titik Kait
Format FS
Ukuran
Type
1
1
-
NTFS
100 MB
Primary
2
2
-
NTFS
16 GB
Primary
3
3
-
NTFS
6 GB
Primary
4
5
/boot
XFS
512 MB
Logical
5
6
Swap Area
1 GB
Logical
6
7
“/” (root)
XFS
6 GB
Logical
7
8
/home
XFS
2.5 GB
Logical
Table 1.8. Ilustrasi Partisi Linux yang dual boot dengan Ms. Windows 7 Setelah Anda melihat berbagai bentuk permasalah, penulis berharap Anda sudah mengerti tentang pembuatan partisi di Debian GNU/Linux., saatnya kita lanjut ke materi inti, berikut penjelasannya:
45 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
No.
Mount Point atau Titik Kait
Format FS
Ukuran
Type
1
/boot
XFS
512 MB
Logical
2
Swap Area
1 GB
Logical
3
“/” (root)
XFS
6 GB
Logical
4
/home
XFS
Sisa ruang kosong hard disk
Logical
Table 1.9. Ketentuan pembuatan partisi Linux
F.1. Pembuatan Partisi “/boot”
Gambar 1.81. Partition Table for Dual Boot OS
 Pada Table Partisi seperti gambar diatas, pilih “Free Space” lalu Enter., kemudian akan tampil
Gambar 1.82. Use Free Space for New Partition
 Pada menu seperti gambar diatas pilih “Create a new partition” lalu Enter
46 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.83. New Partition Size
 Pada gambar seperti diatas, tentukan ukuran partisi untuk partisi “/boot”., sesuai ketentuan tabel 1.9. Partisi “/boot” berukuran 512 MB jadi Anda ketik pada menu seperti gambar diatas yaitu 512 MB, lalu Enter, kemudian akan tampil “Partition Type”, seperti berikut:
Gambar 1.84. Partition Type
 Pada menu seperti diatas pilih “Primary” lalu Enter
Gambar 1.85. Location for the new partition
 Menu seperti di atas pilih “Beginning” lalu Enter, kemudian akan tampil menu “Partition Settings” seperti berikut:
47 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.86. Partition Settings
 Hal pertama yang dilakukan yaitu pilih “User as” lalu Enter, kemudian akan tampil menu “Format File System” seperti berikut:
Gambar 1.87. Menu Format File System
 Pada menu seperti diatas pilih “XFS Journaling File System”, lalu Enter, lalu akan tampi menu kembali menu “Partition Settings” seperti berikut:
Gambar 1.88. Patition Settings
48 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
 Pada menu “Partition Settings” diatas, pilih “Mount Point” lalu Enter., kemudian akan tampil menu “Choose Mount Point”, seperti gambar berikut:
Gambar 1.89. Choose Mount Point
 Pada menu “Choose Mount Point” Pilih “/boot – Static files of the boot loader”, lalu Enter. Pada menu “Choose Mount Point” terlihat terdapat beberapa direktori Linux yaitu: “/” (root), “/boot”, “/home”, “/tmp”, “/usr”, “/var”, “/srv”, “/opt”/, dan “/usr/local”., beberapa direktori tersebut, merupakan direktori yang dapat dibuatkan partisi.
Gambar 1.90. Bootable Flag
 Pada saat kembali ke menu “Partition Settings” seperti gambar diatas, pilih “Bootable flag” lalu Enter., hal tersebut dilakukan untuk mengubah status “Bootable flag” dari “Off” menjadi “On”. Setelah melakukan pengaturan untuk partisi “/boot”, lalu pilih “Done Setting up the partition” lalu Enter. Setelah itu partisi “/boot” telah selesai dibuat.
49 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
F.2. Create Swap Partition
Gambar 1.91. Partition Table for Swap partition
 Pilih “Free Space”, lalu Enter, kemudian akan tampil menu “Use Free Space for new partition” seperti berikut:
Gambar 1.92. Use Free Space for new partition
 Pada menu “Use Free Space” seperti diatas, pilih “Create a new partition” lalu Enter.
Gambar 1.93. New Partition Size
 Pada menu “New Parition Size”, tentukan ukuran partisi untuk “Swap Partition”. Ketentuan pada table 1.9, bahwa “Swap Partition” berukuran “1 GB”, kemudian ketik “1 GB” pada kolom yang ditunjukkan pada gambar 1.92, diatas., setelah itu tekan Enter.
50 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar1.94. Type for the new partition
 Pilih “Logical”, lalu Enter
Gambar 1.95. Location for the new partition
 Pada menu “Location for the New partition”, pilih “Beginning”, lalu Enter
Gambar 1.96. Partition Settings
 Pada menu “Partition Settings” pilih “Use as”, kemudian karena kita akan membuat “Swap Partition”, maka pada menu “Choose Format File System”, pilih “Swap area”, seperti berikut:
51 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.97. Choose Format File System
 Pada menu “Choose Format File System” pilih “Swap Area”, lalu Enter., kemudian setelah itu akan tampil kembali menu “Partition Settings” seperti berikut:
Gambar 1.98. Partition Settings
 Pada menu “Partition Settings” seperti diatas, karena pengaturan partisi untuk “Swap Partition” telah selesai diatur, Anda tinggal memilih “Done Setting up the partition” lalu Enter., dan partisi “Swap” telah selesai dibuat.
52 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
F.3. Create “/” (root) partition
Gambar 1.99. Partition Table
 Pada menu “Partition Table” pilih “Free Space” untuk membuat partisi “/” (root), lalu Enter., kemudian akan tampil menu “Use Free Space for new partition”, seperti berikut:
Gambar 1.100. Use Free Space For new Partition
 Pilih “Create a new partition” lalu Enter
Gambar 1.101. New Partition Size
 Pada menu “New Partition Size” tentukan ukuran partisi untuk “/” (root), sesuai contoh ketentuan seperti table 1.9, yaitu untuk partisi “/” (root) berukuran “6 GB”, setelah menentukan ukuran partisi untuk “/”
53 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
(root) lalu tekan Enter
Gambar 1.102. Location for the new partition
 Pada menu “Location for the new partition” pilih “Beginning” lalu Enter. Kemudian akan tampil menu “Partition Settings”, seperti berikut:
Gambar 1.103. Partition Settings
 Pada menu “Partition Settings” seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.103 diatas, Pastikan pada item “Use as” (Format File System) sudah terpilih “XFS Journaling File System”, kemudian pada item “Mount Point” pastikan sudah terkaitkan dengan direktori “/” (root). Setelah semua selesai diatur, lalu pilih “Done Setting up the partition”, lalu Enter. Dan Partisi “/” (root) telah selesai dibuat.
54 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
F.4. Create “/home” partition
Gambar 1.104. Partition Table
 Pada menu “Partition Settings” seperti diatas, pilih “Free Space” untuk membuat partisi “/home”, lalu Enter
Gambar 1.105. Use Free Space for New Partition
 Pilih “Create a new partition” lalu Enter
Gambar 1.106. New Partition Size
 Pada gambar seperti diatas, ukuran partisi untuk “/home” yaitu “3.4 GB”., Karena Ruang Hard disk tersisa yaitu “3.4 GB”, partisi terakhir yang dibuat yaitu partisi “/home”, maka disini tidak usah lakukan perubahan terhadap
55 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
ukuran partisinya., Pada bagian ini cukup di Enter saja.
Gambar 1.107. Partition Settings
 Pada menu “Partition Settings” atur beberapa hal berikut:
◦ Use as = XFS Journaling File System
◦ Mount = “/home”
Setelah Anda mengatur partisi untuk “/home”, lalu pilih “Done Setting up the partition”, lalu Enter. Setelah itu akan tampil menu “Partition Table” seperti berikut:
Gambar 1.108. Partition Table After Create all partition of The Linux OS
 Pada menu “Partition Table” seperti gambar diatas, partisi untuk Debian GNU/Linux telah selesai dibuat.
56 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
BAB III Lanjutan Instalasi Setelah Pembuatan Partisi
A. Lanjutan Proses Instalasi Bagian ini merupakan langkah selanjutnya yang harus dilakukan setelah pembuatan partisi. Sebenarnya Pembuatan Partisi yang dilakukan sebelumnya, belum melakukan perubahan apapun terhadap fisik hard disk, namun kita menjalankan perintah untuk mengeksekusi Hard disk agar melakukan pembuatan partisi sesuai susunan table partisi yang telah kita buat.
Gambar 1.109. Partition Table
 Okey.., pada menu “Partition Table” seperti gambar diatas, partisi yang telah dibuat sebelumnya, belum nyata ditulis pada hard disk, namun untuk memerintahkan hard disk agar melakukan perubahan pada bentuk fisiknya, pilih “Finish partitioning and write changes to disk” lalu Enter.
 Setelah itu akan tampil menu seperti berikut:
Gambar 1.110. Formatted Partition
57 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
 Pada menu yang ditunjukkan pada gambar 1.110 diatas, terdapat pertanyaan yaitu “Write the changes to disks?”., jika Anda memilih “No”, maka akan kembali ke menu “Partition Table”, namun jika Anda memilih “Yes”, maka Anda akan melanjutkan. Nah.., pada bagian ini cukup pilih “Yes” lalu Enter
Gambar 1.111. Proses Pembuatan dan Format Partisi
 Proses yang ditunjukkan pada gambar 1.111 diatas, merupakan proses “Formatting Proccess”,. Proses inilah yang mengeksekusi Hard disk untuk menulis partisi sesuai bentuk table partisi yang telah Anda buat. Kemudian, proses selanjutnya yaitu proses “Installing The Base System” seperti berikut:
Gambar 1.112. Installing The Base System
 Proses diatas merupakan proses Instalasi Sistem Dasar, dan beberapa utilitas agar dapat melanjutkan proses Instalasi aplikasi berikutnya., Pada proses ini juga mencakup proses installasi “Kernel”, dan aplikasi pendukung kernel. Di sini Anda cukup menunggu hingga proses instalasi selesai.
Gambar 1.113. Configure the package manager
 Pada menu seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas, terdapat 3 (tiga) pilihan yaitu:
58 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
◦ Go Back, yaitu kembali ke Daftar Proses Instalasi Debian GNU/Linux
◦ Yes, Yaitu menyetujui pendaftaran semua DVD Repo Debian.
◦ No, yaitu proses installasi dilanjutkan tanpa harus mendaftarkan semua DVD Repo Debian.
 Okey.., pada bagian ini Anda cukup memilih “No” lalu Enter. Kemudian akan tampil proses seperti berikut:
Gambar 1.114. Configure apt
 Proses diatas merupakan proses mengkonfigurasi “source” atau sumber instalasi Aplikasi, contohnya DVD Repo atau Repo Online., Pada bagian ini “Source” aplikasi adalah DVD Installer/Repo., kemudian setelah itu akan dilanjutkan pada proses installasi Aplikasi “apt-get” dan “tasksel” untuk proses installasi aplikasi dan utilitas berikutnya.
Gambar 1.115. Select and Install Software Proccess
 Proses diatas merupakan proses instalasi paket aplikasi atau utilitas untuk melanjutkan instalasi Aplikasi berikutnya. Setelah Instalasi Sistem Dasar, proses ini merupakan instalasi Utilitas dan Aplikasi pendukung lainnya Step 1. kemudian setelah itu akan tampil menu “Configuring Popularity-Contest” seperti gambar berikut:
Gambar 1.116. Configuring Popularity-contest
 Pada menu yang ditunjukkan pada Gambar 1.116 diatas, terdapat pertanyaan dengan 2 (dua) jawaban yang masing-masing memiliki makna,
59 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
◦ Pilihan “Yes” artinya pada saat proses pengoperasian Debian GNU/Linux dan terdapat “Bug” pada aplikasi tertentu, maka pelaporan “bug” tersebut akan dilaporkan secara online dari menu aplikasi yang masih memiliki “bug”.
◦ Pilihan “No” artinya Anda tidak akan melakukan pelaporan jika terdapat bug pada aplikasi tertentu.
Pada bagian ini, Anda cukup memilih “No”, lalu Enter., Kemudian akan tampil proses seperti berikut:
Gambar 1.117. Running Tasksel Aplication
 Proses diatas adalah proses memjalankan aplikasi “Tasksel” yang merupakan perantara proses instalasi Aplikasi lainnya. Setelah proses tersebut selesai, lalu akan tampil menu “Software Selection”, seperti berikut:
Gambar 1.118. Software Selection
 Pada menu “Software Selection” terdapat beberapa Paket Aplikasi yang dapat diikut sertakan pada proses Installasi ini., yaitu:
◦ Graphical Desktop Environment merupakan Paket Aplikasi yang berfungsi sebagai layanan/aplikasi Desktop pada Sistem Debian GNU/Linux,
◦ Web Server merupakan paket aplikasi yang berfungsi sebagai aplikasi/layanan server Website,
◦ Print Server, merupakan paket aplikasi yang berfungsi untuk layanan Server Printer pada System Debian GNU/Linux,
60 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
◦ DNS Server, merupakan paket aplikasi yang berfungsi untuk layanan/aplikasi Server Domain pada Sistem Debian GNU/Linux,
◦ File Server, merupakan paket aplikasi yang berfungsi untuk layanan/aplikasi Server File., Server File ini merupakan server yang melayani aktifitas Sharing file antar Server dan Client atau antar PC dengan PC.
◦ Mail Server, merupakan paket aplikasi untuk layanan/aplikasi Mail di Sistem Debian GNU/Linux.
◦ SQL Server, merupakan paket aplikasi untuk layanan/aplikasi database SQL pada System Debian GNU/Linux.
◦ SSH Server, merupakan paket aplikasi untuk layanan/aplikasi Remote Server pada System Debian GNU/Linux.
◦ Laptop, merupakan paket aplikasi untuk beberapa aplikasi pendukung Laptop, seperti fungsi tombol “FN”, “TouchPad”, dan semua aplikasi yang digunakan untuk Laptop.
◦ Standard System Utilities, merupakan paket aplikasi untuk Sistem Dasar dan Interface dasar Linux. Standard System Utilities ini adalah sebuah pilih Paket Aplikasi yang outputnya adalah Sistem berbasis Text.
 Pada menu yang ditunjukkan oleh Gambar 1.118 diatas, yang tercentang pada menu tersebut hanyalah “Standard System Utilities”. Untuk Menghilangkan dan memberikan centang pada paket aplikasi, tekan “Spasi”, dan selanjutnya sesuaikan pengaturan pada menu “Software Selection” seperti berikut:
Gambar 1.119. Software Selection
 Pada menu “Software Selection”, ingat!!! yang tercentang hanyalah “Standard System Utilities”, setelah semua telah selesai diatur, lalu tekan Enter., kemudian akan tampil proses instalasi Aplikasi atau utilitas System Linux, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
61 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.120. Retrieving Application From DVD Installer/Repository
 Pada proses seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas, yaitu proses dimana paket-paket aplikasi yang akan di install, diambil terlebih dahulu dari DVD Installer atau DVD Repository, proses ini juga dapat disebut proses “Retrieving File”. Setelah proses tersebut selesai, kemudian ada yang disebut proses “Unpacking, Preparing, & Configure/Installation” seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 1.121. Preparing, Configure and Installation Packages Application
 Proses seperti gambar diatas, merupakan proses Preparing, Configure, & Installation application. Proses ini adalah instalasi Utilitas yang diperlukan saat pengoperasiaan Interface text Debian GNU/Linux. Kemudian tunggu hingga tampil menu “Install the GRUB Boot Loader on a Hard disk” seperti gambar berikut:
Gambar 1.122. Installing The GRUB Boot Loader
 Pada menu seperti gambar diatas, terdapat 2 (dua) pilihan yaitu “Yes” & “No”., jika Anda memilih “Yes”, Proses installasi Grub Boot Loader akan dilanjutkan., Namun jika Anda memilih “No”, maka akan tampil Menu untuk menentukan lokasi MBR (Master Boot Record) pada Hard Disk, seperti berikut:
62 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.123. Installation GRUB Boot Loader of the Specified Location
 Menu seperti gambar diatas, sebenarnya hampir sama dengan yang ditunjukkan pada gambar 1.122., namun perbedaannya pada menu diatas, yaitu menentukan lokasi partisi MBR (Master Boot Record) atau Boot Loader. Berikut penjelasan pada pilihan yang ditunjukkan pada gambar 1.123 diatas yaitu:
- “(hd0)” of “/dev/hda” will install GRUB to the Master boot record of your first hard drive (IDE); --> merupakan penjelasan tentang penggunaan lokasi MBR (Master Boot Record) pada Partisi pertama di hard disk,
- “(hd0,2)” or “/dev/hda” will use the second partition of your first IDE Drive; --> Merupakan penjelasan tentang penggunaan lokasi MBR (Master Boot Record) pada partisi kedua di hard disk,
- “(hd2,5)” or “/dev/sdc5” will use the first extended partition of your third drive (SCSI Here); --> Penjelasan tentang penggunaan lokasi MBR (Master Boot Record) pada Hard disk SCSI atau CD/DVD-ROM/RW.
- “(fd0)” or “/dev/fd0” will install GRUB to a floppy; --> Penjelasan tentang penggunaan lokasi MBR (Master Boot Record) pada media penyimpanan floppy disk atau removable Disk.
Pada bagian ini, mungkin terdapat kekeliruan sedikit., yaitu pada lokasi partisi “/dev/hda”., lokasi partisi “/dev/hda” mendefinisikan lokasi untuk Hard disk berteknologi “PATA” (Pararel ATA), kemudian untuk hard disk berteknologi “SATA” (Serial ATA) lokasinya yaitu “/dev/sda”.
63 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.124. Installing GRUB Boot Loader
 Jika anda menemukan menu seperti diatas, cukup dengan mengetikkan pada kolom seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas, yaitu “/dev/sda”, itu bisa diketik ketika Teknologi hard disk yang Anda gunakan yaitu “SATA”, namun jika tekonlogi hard disk yang Anda gunakan adalah teknologi hard disk “PATA” maka Anda ketik “/dev/hda”.
 Setelah Anda menentukan lokasi MBR pada hard disk Anda seperti yang ditunjukkan pada “Gambar 1.124” diatas, lalu tekan Enter., maka akan tampil proses instalasi GRUB Boot Loader seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar1.125. GRUB boot loader installation Proccess
 Proses diatas ada proses Instalasi GRUB Boot loader pada Hard disk., dan proses inilah yang merupakan proses installasi terakhir dari proses installasi Debian GNU/Linux.
Gambar 1.126. Finish the Installtion
 Pada menu Akhir seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas, pilih “Continue” lalu Enter. Kemudian secara otomatis PC/Laptop Anda akan di restart. Dan CD/DVD Installer Debian GNU/Linux akan keluar dengan
64 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
sendirinya., kemudian tunggu hingga tampil Menu Boot Debian GNU/Linux seperti gambar berikut:
Gambar 1.127. Menu Boot Loader
 Pada menu Boot seperti gambar diatas, Anda bisa memilih “Debian GNU/Linux, with Linux 2.6.32-5-686” atau tunggu hingga tampil menu login seperti berikut:
Gambar 1.128. Menu Login Debian
 Pada menu login masukan user root lalu Enter, kemudian masukkan password rootnya.
65 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
B. Troubleshoot Installation Pada bagian ini akan dibahas tentang hal-hal yang mungkin terjadi saat proses instalasi telah selesai, serta hal-hal yang harus dilakukan setelah proses instalasi. Hal pertama yang dibahas pada bagian ini yaitu Boot Loader, berikut penjelasannya:
B.1. Boot Loader Boot loader terdiri atas 2 (dua) aplikasi yaitu “LILO Boot Loader” dan “GRUB Boot Loader”. LILO Boot Loader merupakan aplikasi boot loader linux yang bisa dikatakan bootloader tertua di sistem Linux., sedangkan GRUB Boot Loader merupakan aplikasi boot loader terbaru untuk system linux., kebanyakan Distribusi Linux saat ini sudah menerapkan System GRUB Boot Loader., tampil dari “GRUB Boot Loader” kurang lebih seperti berikut:
Gambar 1.127. Menu Boot Loader Debian
 Pada Menu Boot yang ditunjukkan pada gambar 1.127 diatas, terlihat terdapat 3 (tiga) pilihan Boot yaitu:
◦ Debian GNU/Linux, with Linux 2.6.32-5-686, merupakan pilihan boot untuk booting System Debian GNU/Linux
◦ Debian GNU/LInux, with Linux 2.6.32-5-686 (recovery mode), merupakan pilihan boot untuk System Operasi Debian GNU/Linux dengan mode recovery., Mode Recovery ini merupakan mode yang digunakan untuk melakukan perbaikan, ketika terjadi
66 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
permasalahan pada System Debian., Recovery Mode memiliki fungsi yang sama dengan “Sa9fe Mode” di Ms.Windows
◦ Microsoft Windows XP Professional (on /dev/sda1), merupakan pilih Boot untuk booting System Operasi Microsoft Windows.
B.2. Reset Password user “root” Permasalah yang mungkin terjadi saat proses installasi selesai, dan Anda lupa dengan password “root”, maka pada bagian ini akan jelaskan tentang bagaimana cara mereset password., penjelasannya kurang lebih seperti berikut:
 Jika Anda lupa password “root”, anda cukup bermain di bagian menu boot, seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.127 diatas.
Gambar 1.128. Menu Boot Debian GNU/Linux
 Pada menu “boot” tekan “e”, kemudian akan tampil menu seperti berikut:
67 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Gambar 1.129. Menu Boot for editing Boot Loader
 Okey.., pada menu Editor Boot Loader seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1.129 diatas, tambahkan script diakhir script “linux /vmlinuz-2.6.32-5-686 root=UUID=ed5bbb46-ed1f-47ee-9c35-f3d898\dd7dd4 ro quiet” menjadi “linux /vmlinuz-2.6.32-5-686 root=UUID=ed5bbb46-ed1f-47ee-9c35-f3d898\dd7dd4 ro quiet init=/bin/bash”., agar lebih paham, perhatikan gambar berikut:
Gambar 1.130. Menu Editor Boot Loader after Editing
 Nah..., gambar diatas, menunjukkan bahwa script “init=/bin/bash” telah ditambahkan., setelah itu tekan “CTRL + X”, lalu akan tampil proses loading hingga tampil Prompt shell seperti berikut:
68 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Loading, please wait . . .
Bash: cannot set terminal proccess group (-1): Inappropriate ioctl for device
Bash: no job control in this shell
root@(none):/#
 Pada “Prompt Shell” diatas, ketik perintah “mount -o remount rw /” seperti ilustrasi berikut:
Loading, please wait . . .
Bash: cannot set terminal proccess group (-1): Inappropriate ioctl for device
Bash: no job control in this shell
root@(none):/# mount -o remount rw / (lalu Enter)
 Kemudian masukkan ketik perintah untuk mengubah password yaitu “passwd root” seperti ilustrasi berikut:
Loading, please wait . . .
Bash: cannot set terminal proccess group (-1): Inappropriate ioctl for device
Bash: no job control in this shell
root@(none):/# mount -o remount rw / root@(none):/# passwd root
Enter new UNIX password: ----->> Masukkan password root baru
Retype new UNIX password: ----->> Masukkan kembali password root baru
Passwd: password update successfully
root@(none):/#
 Kemudian reset komputer Anda menggunakan tombol Reset pada CPU, lalu tunggu hingga tampil menu login Debian GNU/Linux seperti berikut:
Gambar 1.131. Menu Login Debian GNU/Linux
 Nah.., pada menu login seperti gambar diatas, ketik “root” dan masukkan password root seperti ilustrasi berikut:
69 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Debian GNU/Linux 6.0 yusitlove tty1
Yusitlove login: root ---->> Ketik “root” lalu Enter
Password: ---->> Masukkan password root Anda
root@yusitlove:~#
 Ikuti instruksi diatas, untuk proses login sebagai user root. Jika Anda sukses login maka Anda telah berhasil mereset password user root Anda.
C. Perbedaan User biasa dengan User root (Super User) Adapun perbedaan antara user biasa dengan user root (super user) yaitu:
 User biasa pada Sistem linux ditandai dengan tanda “$” (Dollar). User biasa hanya memiliki hak akses terhadap direktori “/home”., lebih dari itu hanya user root (super user) yang memiliki hak akses untuk semua direktori. Pada saat Anda login sebagai user biasa, maka yang user yang digunakan login yaitu username yang dibuat pada proses installasi Debian GNU/Linux atau distribusi lainnya., contoh login user biasa yaitu seperti berikut:
Debian GNU/Linux 6.0 YusitLove tty1
Yusitlove login: yusitlove ---->> Ketik “user” lalu Enter
Password: ---->> Masukkan password user Anda
yusitlove@YusitLove:~$
Proses login sebagai user biasa, yaitu seperti ilustrasi diatas., perhatikan pada bagian tulis “Yusitlove login:” terlihat bahwa user yang akan digunakan adalah user “yusitlove”, artinya user tersebut bukan super user, melainkan dia adalah user biasa.
 User root (super user) merupakan user yang memilik hak akses penuh terhadap sistem linux., Konfigurasi Sistem maupun instalasi aplikasi dilinux harus dilakukan oleh user root. Berikut contoh login user root:
Debian GNU/Linux 6.0 yusitlove tty1
Yusitlove login: root ---->> Ketik “root” lalu Enter
Password: ---->> Masukkan password root Anda
root@yusitlove:~#
70 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
D. Login User root (super user) dari User biasa Untuk Login Sebagai user root (super user) dari user biasa, yaitu menggunakan perintah “su”, perintah “su” merupakan akronim dari “super user”. Berikut cara penggunaannya:
yusitlove@YusitLove:~$ su (lalu Enter)
Password: ---> Masukkan password “root” Anda
root@YusitLove:/home/yusitlove#
---> Anda telah berhasil login sebagai super user
Perhatikan ilustrasi diatas, terlihat pada saat Anda telah login sebagai user root dari user biasa., terjadi perubahan dari prompt shell user biasa dan user root. Tanda “~” pada menu prompt shell, mendefinisikan sebuah lokasi direktori, lalu, direktori apakah yang dimaksud itu? Direktori tersebut adalah direktory “home” atau direktori tempat penyimpanan data setiap user. Nah menu prompt shell “yusitlove@YusitLove:~$” pada saat Anda login sebagai user root, maka prompt shell berubah menjadi “root@YusitLove:/home/yusitlove#”, mengapa demikian? Sebab pada prompt shell user biasa terdapat tanda “~” yang mendefinisikan lokasi direktori home user, yaitu “/home/yusitlove”.
71 Created By Yusit2788 (Achmad Yusri Afandi ) | From TKJClub
Tentang Penulis
Achmad Yusri Afandi, lahir di Ujung Pandang, Tanggal 18 April 1993. saat ini penulis berstatus sebagai siswa di SMK Nurkarya Tidung Makassar, sekaligus sebagai pengajar Bantu di SMK Nurkarya Tidung dan pengajar di TKJClub (http://www.tkjclub.net/tkj).
Homepage Penulis = http://www.facebook.com/Yusit.ilst
Situs Penulis = http://www.opstechno.com
Email Penulis = linuxer08@gmail.com

0 komentar:

Posting Komentar